Selasa, 23 Maret 2010

Korban Galodo Gunung Sago Belum Diketahui, Tim Penolong ke Lokasi

PadangKini.com | Senin, 22/03/2010, 22:39 WIB PADANG--Galodo besar dari puncak Gunung Sago di Kabupaten Limapuluh Kota menghantam sejumlah nagari pukul 17.00 WIB, Senin (22/3/2010).

Belum diketahui berapa korban jiwa, namun sejumlah sumber PadangKini.com menyebutkan sejumlah rumah hancur dan ratusan pengungsi menginap di rumah sanak-saudara mereka di pinggiran Kota Payakumbuh.

Bupati Limapuluh Kota Amri Darwis yang dikontak sedang berada dekat lokasi mengatakan, belum bisa memastikan apakah ada korban dan berapa rumah yang rusak. Namun tim dari Satpol PP, Polisi, TNI, Karang Taruna, dan sejumlah masyarakat sedang menuju ke lokasi yang berjarak 2 sampai 3 km dari Nagari Batu Payuang tempat posko didirikan.

"Kejadian hampir magrib, jadi kami tidak bisa melihat apa yang terjadi, semuanya sudah gelap, jadi belum bisa kami berikan informasi akurat, kami minta doa kepada masyarakat Sumbar dan perantau mudah-mudahan tidak banyak korban jiwa," katanya.

Menurut Amri, setidaknya empat nagari di 3 kecamatan terkena galodo. Dua nagari di Kecamatan Luhak, yaitu Nagari Sungai Kamuyang dan Nagari Tanjuang Aro. Lainnya Nagari Batu Payuang di Kecamatan Lareh Sago Halaban dan Nagari Situjuah Gadang di Kecamatan Situjuah Limo Nagari.

Informasi awal yang diterima Amri, sejumlah rumah rusak berat dihantam air bah berikut material batu dan kayu. Juga menghancurkan beberapa local SMP Negeri 1 Lareh Sago Halaban.

"Saya sudah menelepon gubernur minta bantuan, kami sangat berharap alat berat bantuan dari provinsi atau daerah tetangga segera datang," katanya.

Sementara, salah seorang tokoh masyarakat N Datuak Mangkuto di Ibuah, Kota Payakumbuh mengatakan menampung empat keluarga atau sekitar 20 orang sanak saudaranya dari Kapalo Bukik, Nagari Batu Payuang. Ia mengatakan ada ratusan pengungsi lain di rumah tetangga.

"Mereka mengaku melihat galodo yang tiba-tiba mencurah dari puncak Gunung Sago, airnya hitam, bercampur batu-batu besar dan pohon-pohon, menghantam rumah-rumah penduduk," ujarnya.

Namun ia belum mendapatkan informasi apakah ada korban jiwa. "Mereka semuanya langsung lari ke sini, ke rumah saya menyelamatkan diri setelah kejadian itu," kata mantan anggota DPRD Limapuluh Kota dari Partai Golkar itu.

Menurutnya galodo tidak berasal dari sungai, tapi seperti waduk yang tertahan karena hujan lebat mengguyur Limapuluh Kota 2 jam sebelumnya, lalu jebol

Cerita Indah

masih ingatkah kau sobat....

disaat kita harus terburu-buru dengan penulisan kecepatan cahaya.
disengaja untuk datang jam 7 pagi....
untuk mengerjakan PR(pekerjaan rumah), tapi lebih tepatnya PRS(pekerjaan rumah sekolah).
heee...hee...
dengan dada yang berdebar menunggu orang yang paling pintar di kelas....
yah....

seseorang yang telah mengerjakan PR nya di Rumahh.

bahkan akupun pernah memboking PR itu sebelum dia sampai...



kalau di ingat....

sungguh banayk kisah yang telah kita lalui.

mulai dari kelas yang bercorak pink.
sampai kelas yng kecil tapi suasana VIP.
lengkap dengan kelambu warna Ungunya...

aku masih ingat, dam semoga kalian juga masih ingat.....